Senin, 26 April 2010

Read the needs of the various forms of facilities in mobile libraries











The need for reading materials for communities in several countries will be highly variable, with adjustment with this character or the needs of mobile library service users. In addition to reading material and other collections that exist in it, the physical form of the mobile library will be different in every country, it is adapted to the geographical position of a country, as well as characteristics of the population will also influence the design of mobile libraries, mobile libraries by modifying a truck trailers may be suitable in use in a country like Australia, there are also carts pulled by a mule by as found in India, the use of a motorcycle to transport the mobile library collections available in southern Africa, for in our country there has been a variety of types and forms of library service traveling, motorcycles, cars, boats. In our country is an archipelago, which comprises many islands and mountains, it is very possible there were some other form of vehicle in use in the mobile library service, innovation will emerge along with the development of regional development are still isolated.










llustrated various facilities bookmobile

Jumat, 23 April 2010

Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari budaya membaca masyarakatnya


Kemajuan teknologi informasi yang hadir saat ini telah mengantarkan kita seakan-akan berada dalam sebuah desa kecil (small village). Batas-batas negara semakin tak terasa dan dunia seakan telah menjadi satu. Duka Gempa di Padang menjadi duka Nasional, pererangan di Irak melawan Amerika dibantu para sekutunya menjadi perhatian dunia, bom bunuh diri di Palestina seakan suaranya terdengar sampai di negeri ini. Teknologi informasi telah menggerakkan rasa kemanusiaan, solidaritas, dan kebersamaan dunia. Di sisi lain, teknologi informasi telah menjadi media hiburan yang tidak jarang meninabobokkan budaya baca yang sebenarnya merupakan akar dari kebangkitan teknologi informasi itu sendiri.
Bagi bangsa Indonesia, tradisi membaca sesungguhnya memiliki legitimasi historis. Para tokoh pendiri Republik ini adalah sosok-sosok yang memiliki kegandrungan luar biasa terhadap buku. Soekarno, Sjahrir, Soepomo, Agus Salim, dan tokoh lainnya adalah tokoh-tokoh yang kutu buku. Mereka besar bukan sekadar karena sejarah pergerakan politiknya, tetapi mereka juga dikenal karena kualitas intelektualnya yang dibangun melalui membaca buku.
Untuk keluar dari lingkaran masalah ini diperlukan keterlibatan semua pihak untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan tersebut. Kalau kita kembali berkaca pada negara-negara maju, sesungguhnya membaca menjadi prasyarat mutlak untuk mencapai kemajuan. Dengan membaca berarti kita sedang berproses menuju satu kemajuan. Membangun budaya baca, bukan sekadar menyediakan buku atau ruang baca, tetapi juga membangun pemikiran, perilaku, dan budaya dari generasi yang tidak suka membaca menjadi generasi suka membaca. Dari generasi yang asing dengan buku menjadi generasi pencinta buku. Dan dari sana kreativitas dan transfer pengetahuan bisa berlangsung dan berkembang.
Sungguh sebuah ironi dalam masyarakat yang mayoritas muslim ini, budaya membaca masih jauh dari harapan. Ini membuktikan bahwa agama masih dipahami sebatas ajaran, belum menjadi bagian tak terpisahkan dari perilaku dan aktivitas hidup kita. Padahal dari membaca itulah peradaban Islam pernah mencapai puncaknya dengan munculnya filosof dan tokoh muslim yang sampai saat ini memiliki pengaruh yang luas. Franz Rosenthal, seorang orientalis terkemuka, mengatakan bahwa peradaban Islam adalah peradaban tulis. Penerjemahan besar-besaran dari karya-karya, terutama berbahasa Yunani dan perpustakaan yang didirikan menjadi penyangga peradaban Islam.
Pendirian taman-taman bacaan di berbagai tempat, penerjemahan buku-buku asing yang bermutu, penyediaan buku-buku murah dan terjangkau, serta keteladanan tokoh masyarakat dalam membaca dan menulis buku-buku merupakan langkah strategis bagi pemberdayaan budaya baca masyarakat.

Selasa, 06 April 2010

Kondisi Perpustakaan " Sudut Baca " dengan koleksi buku baru.


         Dibeberapa Sudut Baca ( Taman Bacaan Sederhana ) yang ada di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan. telah dilakukan penggantian sebagian koleksi buku lama  yang mungkin sudah terbaca oleh para pengguna atau peminjam di Desa masing - masing, serta penambahan koleksi buku yang baru pada hari minggu, 4 april 2010, dengan jumlah buku baru sebanyak 100 judul buku, dan 250 judul buku hasil rolling dari Sudut Baca lain. Ada beberapa perubahan yang terjadi ketika koleksi buku yang ada di Sudut Baca ketika terdapat koleksi baru, hal ini terlihat dari besarnya jumlah statistik peminjaman setelah dilakukan Rolling koleksi buku tersebut, pada keesokan harinya di salah satu Sudut Baca yang berada di teras rumah salah seorang warga desa yang masih dalam satu area komplek SD Negeri di Desa Mendis Jaya, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Muba, Sumatera Selatan tersebut nampak kerumunan siswa yang membaca koleksi buku baru, mereka mengisi waktu istirahat sekolah dengan mengunjungi sudut baca ini, ada sebagian dari mereka meminjam untuk di bawa pulang, mungkin mereka merasa buku yang akan mereka pinjam tidak akan selesai mereka baca di waktu jam istirahat.
          Pernah saya membaca sebuah artikel dari teman saya yang berjudul " mengapa perpustakaan selalu kesepian ? ".
           Dari cacatan saya di atas, mengapa perpustakaan selalu kesepian adalah karena di perpustakaan tersebut tidak ada sesuatu yang baru yang bisa membuat seseorang menjadi tertarik, tidak harus koleksi buku yang baru, mungkin koleksi buku yang baru itu adalah salah satu dari begitu banyak jenis koleksi perpustakaan yang ada yang mestinya juga bisa selalu diganti, pengggantian beberapa jenis koleksi yang ada di perpustakaan tidak harus benar - benar koleksi baru, bisa saja koleksi dari perpustakaan lain yang kita tukar dengan koleksi perpustakaan kita, sehingga hal ini dapat memunculkan suasana baru yang akan timbul dan menarik perhatian para angota perpustakaan, jadi sebagai pustakawan kita mesti mempunyai banyak jaringan untuk mendapatkan koleksi perpustakaan yang baru, hal ini sangat menentukan hidup matinya kondisi perpustakaan saat ini.

Senin, 05 April 2010

Hubungan Mobil Perpustakaan Keliling dan Sudut Baca


               Akhir - akhir ini di beberapa daerah banyak muncul istilah Sudut Baca, baik didaerah perkotaan maupun di daerah pelosok pedalaman, Space yang terletak di sudut yang menyediakan berbagai bahan bacaan, di beberapa sudut baca di kota diantaranya banyak terdapat di tempat public, seperti di area stasiun, di area Mall, maupun di taman - taman kota, masyarakat di kota yang mempunyai aktifitas yang padat dapat memanfaatkan keberadaan sudut baca ini untuk sekedar menyalurkan hobi bacanya, dan bagi para sopir yang menunggu seseorang bisa pula memanfaatkan sudut baca ini sebagai hiburan sekaligus menambah sedikit ilmu pengetahuan selain penghilang penat karena harus menunggu terlalu lama tanpa aktifitas apa - apa.
             Di daerah pedesaan, di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin,  Mobil Perpustakaan Keliling selain berfungsi sebagai tempat melayani peminjaman secara langsung di beberapa titik layanan baik di tempat formal atau sekolah - sekolah maupun di tempat umum seperti di pasar dan di halaman rumah penduduk juga sebagai distributor koleksi buku bagi beberapa sudut baca, setiap 4 bulan sekali, Mobil perpustakaan keliling ini akan mengganti koleksi yang ada di beberapa sudut baca yang ada, hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan rasa jenuh yang terjadi pada pembaca dikarenakan koleksi sudut baca yang tidak pernah diganti dengan yang koleksi buku yang baru, pada tanggal 4 april 2010 yang lalu Mobil perpustakaan ini telah melakukan tugasnya untuk mengganti koleksi lama yang ada di sudut baca dengan koleksi buku yang baru, dari total jumlah koleksi di setiap sudut baca yaitu berjumlah 350 judul buku, terdapat 100 judul buku baru, hal ini membawa dampak positif bagi minat baca masyarakat di daerah pedesaan, jumlah statistik peminjaman setelah koleksi buku di sudut baca di ganti dengan yang baru mempunyai kecenderungan grafik yang meningkat, hal ini menunjukan bahwa di daerah pedesaan minat baca penduduknya sebenarnya tidak kalah dengan yang ada di kota - kota besar, malah dibeberapa desa, antusias masyarakat dalam peminjaman koleksi buku di Mobil Pustaka Bersama, ada hal yang perlu digaris bawahi dalam hal ini adalah jika masyarakat di perkotaan lebih cenderung mencari sesuatu yang lebih menarik dari sekedar hanya membaca buku, misalkan di warnet, belanja di Mall, maupun di tempat hiburan lainnya, sedangkan hal ini tidak mungkin ada di daerah pedesaan, yang faktanya aliran listrik saja masih langka, secara tidak langsung buku akan lebih mudah diterima dengan baik di daerah pedesaan dari pada di daerah perkotaan, selain menjadi media hiburan yang mendidik dan menambah ilmu pengetahuan bagi masyarakat di pedesaan yang tidak mempunyai hiburan alternatif lain, jadi sebenarnya dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh besar suatu negara tidak menutup kemungkinan berasal dari suatu daerah yang terpencil yang mempunyai falisitas baca yang bagus...seperti albert eintein